2 research outputs found

    Provider Initiative Test And Counseling (PITC) sebagai Upaya Perluasan Tes HIV pada Populasi Khusus

    Get PDF
    Latar belakang: Prevalensi HIV di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara terus meningkat dan menyebar hingga di populasi ibu rumah tangga. Dalam 7 tahun terakhir 21.6 % pasien HIV adalah ibu rumah tangga. Meski masih dalam level concentrated epidemic, angka ini telah menunjukkan meluasnya infeksi HIV pada masyarakat umum dan terlambatnya upaya pengendalian. Tes HIV sukarela untuk diagnosa tidak sebanding dengan laju epidemi HIV yang sangat cepat. PITC menjadi pilihan untuk menemukan sebanyak mungkin orang yang telah terinfeksi HIV pada populasi khusus dan memfasilitasi mereka untuk mendapatkan perawatan, dukungan dan pengobatan (PDP). Tujuan: Mengevaluasi input, proses dan output layanan PITC dalam meningkatkan jumlah orang di populasi khusus yang dites HIV dan mengetahui hasilnya. Hasil: Sasaran program adalah populasi khusus yang terdiri dari ibu hamil dan pasien dengan penyakit terkait HIV yang berkunjung ke puskesmas atau berada di wilayah kerja puskesmas yang mendapat pelayanan di posyandu atau kunjungan rumah pada 13 wilayah kerja puskesmas di Kota Kendari. Kegiatan meliputi: pemberian informasi tentang HIV, penawaran tes, tes HIV, penyampaian hasil tes dan konseling serta rujukan ke PDP jika hasil HIV positif. Pelaksana PITC adalah tim yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, laboran dan Petugas RR. Simpulan: Terjadi peningkatan yang signifikan pada jumlah orang yang dites HIV dan mengetahui hasilnya melalui PITC di 15 puskesmas di Kota Kendari

    Manfaat Rumah Singgah Bagi Pasien Kanker (Lesson Learned dari Sasana Marsudi Husada YKI Cabang DIY)

    Full text link
    Latar belakang: Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker meningkat dari 1,4‰ pada tahun 2013 menjadi 1,8‰ pada tahun 2018. Terbatasnya rumah sakit rujukan kanker di Indonesia, membuat banyak pasien kanker harus menempuh jarak yang jauh, waktu yang lama dan biaya yang lebih besar untuk mendapatkan perawatan. Keadaan ini menambah beban pasien selama menjalani pengobatan. Rumah singgah menjadi solusi alternatif untuk mendekatkan pasien dengan rumah sakit rujukan, sekaligus menjadi sarana dukungan perawatan paliatif bagi pasien kanker.Tujuan: Mendeskripsikan manfaat rumah singgah bagi pasien kanker.Metode : Observasi dan wawancara pada pasien di rumah singgah Sasana Marsudi Husada YKI cabang DIY.Hasil: Selama di rumah singgah, pasien dan pendamping menyatakan merasakan manfaat rumah singgah secara 1) fisik, yaitu: biaya sewa murah, tersedia sarana untuk kebutuhan harian, akses ke pedagang/penyedia bahan pangan, pasien dapat beristirahat selama masa tunggu sebelum perawatan di RS, jarak ke RS dekat, pasien dapat memperoleh atau bertukar informasi mengenai kanker dan perawatannya; 2) psikologis, yaitu: pasien, pendamping dan relawan dapat saling berbagi motivasi, pengalaman, kecemasan dan kekhawatiran yang dirasakan; pasien merasa tidak berjuang sendiri menghadapi penyakitnya; ada motivasi untuk sembuh setelah melihat pasien lain dapat pulih dan hidup sehat; pasien tetap merasa dihargai dan bernilai sebagai individu; pasien merasa bisa tetap mandiri menjalani pengobatan tanpa harus membebani keluarga; 3) spiritual, yaitu: mendapat motivasi dan dukungan untuk memperbanyak doa bagi kesembuhan pasien; 4) sosial, yaitu: melakukan kegiatan bersama, melakukan kegiatan yang menyenangkan, menerima kunjungan dari keluarga, rekan dan relawan.Simpulan: rumah singgah memberikan manfaat dalam mendukung perawatan paliatif bagi pasien kanker
    corecore